Kuliner yang disajikan restoran-restoran yang berdiri sejak zaman Edo (abad ke-17 hingga abad ke-19) adalah salah satu daya tarik wisata di Distrik Taito. Silakan menikmati berbagai hidangan yang dikenal dengan nama Cita Rasa Klasik Edo, seperti Edomae Sushi yang menggunakan produk makanan laut dari Teluk Tokyo, garam, cuka, rumput laut, asinan, dan bahan-bahan lainnya yang diracik dengan teknik yang telah diturunkan sejak zaman dahulu untuk menonjolkan cita rasanya. Ada Tendon yang merupakan tempura yang digoreng dengan minyak wijen, yang dicelup ke dalam saus kental manis pedas dan ditata di atas nasi. Ada pula Dojo Ryori, hidangan ikan tawar dojo yang sering disajikan di rumah-rumah pada zaman Edo, serta Sukiyaki, hidangan rebusan daging sapi, dll., di mana hidangan daging sapi menjadi simbol peradaban dan pencerahan. Selain itu, hidangan lain yang terdapat di sini adalah Unagi, masakan sidat Jepang yang dipanggang dengan saus rahasia dan teknik tradisional yang diwariskan turun-temurun.

Asakusa telah menjadi pusat industri kerajinan tradisional Jepang. Anda dapat mencoba berbagai pengalaman budaya tradisional, seperti berkunjung ke Museum Kerajinan Tradisional Edo Taito yang menampilkan karya-karya luar biasa atau mencoba Pengalaman Edo Kiriko, yakni mengukir berbagai desain pada permukaan gelas kaca dengan menggunakan batu asah, lempengan besi, atau intan. Anda juga bisa menikmati tampilan sampel-sampel makanan yang dipajang di etalase restoran serta mencoba amezaiku, kesenian tradisional membuat permen berbentuk indah.

Di Distrik Taito terdapat banyak kafe yang menarik dengan beragam variasi dan cita rasa lembut, mulai dari kafe yang menyajikan kudapan manis khas tradisional Jepang hingga kafe bergaya baru yang memadukan kue populer dengan bahan-bahan khas Jepang. Di antara kudapan klasik yang dijual adalah anmitsu nan memikat mata, yang merupakan perpaduan pasta kacang merah, gula sirup hitam, buah-buahan musiman, bola-bola ketan, dan bahan-bahan lain. Ada warabi mochi, kue beras ketan bertabur bubuk kedelai yang terasa lumer di mulut. Ada pula dorayaki, kue panekuk berbentuk bundar yang berisi pasta kacang merah. Selain itu, banyak dijajakan parfait, es krim, puding, dan berbagai kudapan lain berbahan matcha asli yang tak kalah populer di kalangan pengunjung. Mampirlah sejenak di kafe untuk bersantai di tengah perjalanan wisata Anda.

Senso-ji adalah kuil tertua di Tokyo yang dibangun pada tahun 628. Kuil ini merupakan kuil yang berperan dalam memupuk kepercayaan religius masyarakat dan menjadi pusat perkembangan budaya selama zaman Edo (abad ke-17 hingga abad ke-19). Ikon wisata gerbang Kaminarimon (Furaijinmon) adalah gerbang utama Kuil Senso-ji sekaligus tempat lentera besar setinggi 3,9 meter serta tempat bersemayamnya patung Dewa Angin Fujin dan Dewa Petir Raijin. Setelah matahari terbenam, area ini diterangi lampu yang membuat bangunan bercat merah di sini terlihat lebih menonjol. Jumlah pengunjung pada malam hari lebih sedikit dibandingkan siang hari sehingga Anda dapat berjalan-jalan dengan lebih santai. Oleh karena itu, tidak ada salahnya mencoba berkunjung ke Kuil Senso-ji pada malam hari.

Jalan masuk menuju Kuil Senso-ji dikenal sebagai salah satu jalan perbelanjaan tertua di Jepang. Jalan masuk sepanjang sekitar 250 meter dari gerbang Kaminarimon hingga ke gerbang Hozomon di Kuil Senso-ji ini dipenuhi dengan toko cendera mata, restoran, dan toko-toko lain yang berderet di atas trotoar batu, dengan papan reklame seragam yang berhiaskan dekorasi sesuai musimnya. Berbagai kudapan tradisional Jepang seperti kue ningyo-yaki dan kerupuk teyaki-senbei, serta kerajinan khas Jepang seperti payung wagasa dan kipas kertas membuat Anda merasakan nuansa khas Jepang dengan sekadar berjalan-jalan di sini. Di beberapa toko yang mengadakan demonstrasi proses pembuatan produk, Anda juga bisa menikmati cita rasa makanan yang baru dipanggang atau dibuat.